Senin, 09 Desember 2019

Puisi_5_buah


Di antara tiang-tiang
-------------------------
Dari masa aku kecil sampai kini
Kembali aku ke kota ini
Tidak ada perbedaan yang signifikansi…
Di antara tiang-tiang lampu jalan, merah ia mengundang emosi
Caci maki klakson berbunyi
Bak gendre rock di putar pada siang terangi
Dari masa aku kecil sampai kini
Kembali aku ke kota ini
Masih saja sama, seperti semula aku ada di sini
Tidak ada perubahan yang pasti….
Di antara tiang-tiang lampu jalan, hijau seperti rasa syukur yang tersungkur di depan mata yang mesti kalian tertawai
Hidup tak semuda kelihatannya, meskipun diriku tidak muda lagi.
Dan engkau mesti bersaing, kota ini mengajariku banyak hal dari. . . . .
Era kondisi sebelum lalu sesudah ada di sini
pada kenyataan
Harus bertahan

(Medan, 27 mei 2017)



Di kota ini
---------------

Jalan gajah mada medan
Jam satu malam lebih kurang
Sunyi lengang
Aku dalam kendaraan berjalan dengan santai
Lihat itu?
Ada apa, kataku sambil melihat….
Lihat itu, Segerobolan gadis tua di depan ruko
Gadis muda dengan make up tebal lalu rokok di tangan kanan
Menunggu di emperan jalan trotoar. Entah apa yang di tunggu
Mungkin kebiasaannya seperti itu menjadi terbiasa menunggu….
Siapakah mereka, kataku?
Mereka adalah kupu-kupu malam
Nadi bergetar, tercetus dari mulutku “iish, menjijikkan”
Roda kendaraan berputar kedepan saling berkejaran sesuai kodratnya
Terpandang Kiri dan kanan gedung pencakar langit tergilas kota ini
apakah seperti ini namanya kehidupan?

(Medan, 26 mei 2017)


Di antara tiang-tiang
-------------------------
Dari masa aku kecil sampai kini
Kembali aku ke kota ini
Tidak ada perbedaan yang signifikansi…
Di antara tiang-tiang lampu jalan, merah ia mengundang emosi
Caci maki klakson berbunyi
Bak gendre rock di putar pada siang terangi
Dari masa aku kecil sampai kini
Kembali aku ke kota ini
Masih saja sama, seperti semula aku ada di sini
Tidak ada perubahan yang pasti….
Di antara tiang-tiang lampu jalan, hijau seperti rasa syukur yang tersungkur di depan mata yang mesti kalian tertawai
Hidup tak semuda kelihatannya, meskipun diriku tidak muda lagi.
Dan engkau mesti bersaing, kota ini mengajariku banyak hal dari. . . . .
Era kondisi sebelum lalu sesudah ada di sini
pada kenyataan
Harus bertahan
(Medan, 27 mei 2017)











Di kota ini
---------------

Jalan gajah mada medan
Jam satu malam lebih kurang
Sunyi lengang
Aku dalam kendaraan berjalan dengan santai
Lihat itu?
Ada apa, kataku sambil melihat….
Lihat itu, Segerobolan gadis tua di depan ruko
Gadis muda dengan make up tebal lalu rokok di tangan kanan
Menunggu di emperan jalan trotoar. Entah apa yang di tunggu
Mungkin kebiasaannya seperti itu menjadi terbiasa menunggu….
Siapakah mereka, kataku?
Mereka adalah kupu-kupu malam
Nadi bergetar, tercetus dari mulutku “iish, menjijikkan”
Roda kendaraan berputar kedepan saling berkejaran sesuai kodratnya
Terpandang Kiri dan kanan gedung pencakar langit tergilas kota ini
apakah seperti ini namanya kehidupan?

(Medan, 26 mei 2017)












Sepatu berabu
dari sajak-sajak terpisah
---------------------------------------

Pemuda......
dengan handset di kuping
santak membaca buku
di kala bus berjalan
menuju tujuan masing-masing penumpangnya
lihat itu?
(kata seorang ibu kepada anak kecilnya yang asik dengan segudang pertanyaan yang harus ibunya jawab sampai tuntas dewasa kelak agar paham)
ia ibu, ada apa dengan abang itu!
celana panjang robek di lutut, rambut panjang tak teratur acak-acakan
jaket lie kusam hampir tak ada gairah hidup
tak punya masa depan kala memandangnya
ibu... ujar anaknya menghentikan
penilaian terhadap pemuda itu
ada apa anakku?
lihat sepatunya. berabu
ia anakku?
sepatu berabu ! apakah sepatu yang di kenakannya itu sangat jauh menjalani kehidupannya?
mungkin anak ku
mungkin juga tidak.......
bus berhenti, di simpang jalan.....
penumpang sebelah bangku Pemuda itu turun
di kernakan sudah sampai ketujuannya.
kembali bus berjalan
anak kecil pindah kebangku kosong
samping pemuda itu
ingin bertanya banyak hal dan mengujarkan perkataan tentang diskusi ibunya kepada pemuda itu.
sepatu berabu
dari sajak-sajak terpisah,
adik kecil? sapa pemuda itu
dengar ini kata pemuda itu "penilaian terhadap seseorang tidak hanya dilihat dari fisik luarnya saja, namun cara berpikirnya dari situasi di dalam hatiku"
dik kecil?
keadaan sekarang seperti inilah yang akan dirimu lihat di luar sana, kebanyakan orang....
waktu berlalu
pemuda itu pandang senyum ibu anak kecil itu.
senyuman cermin kepercayaan diri
(Medan, 2 juni 2017)


















menelaah buku-buku
----------------------------------

menelaah buku-buku
hidup di dalamnya
merupakan pengetahuan, kata dasarnya tahu, bukan malu bukan juga jadi benalu
menelaah buku-buku
jadi keistimewaan hati
jadi peka, telinga yang mendengar
kau yang membacakannya
meski berlembar-lembar halaman yang sudah engkau baca
sedikit banyaknya terpahami meresap jadi karakter.
menelaah buku-buku
seperti cahaya yang masuk menembus pikiran
melalui sinar mata
sumber dari rangkaian kata demi kata
juga.......
menelaah buku-buku
pada halaman awalan
kita semua di buat menunggu......
dibacakan!
( Rantauprapat, 2 juni 2017)








Puisi itu ramah
Saat ia hendak keluar dari diriku, menyentuh kata!
Kau kutip kata-kata sifat
kembali lagi menyusunnya dengan berpikir, harus ada makna!
Dari langit terpandang
ketika gelap hampa, tenang dan menyejukkan.
Kau dengar suara bunga
yang senantiasa membuat dirimu ingat.
tentang prosesnya tumbuh untuk keindahan
Bergetar jantungmu
semenjak bangun membangun kota…..
melumat habis pekarangan
tentang keindahannya bunga
sementara kau duduk di teras
Engkau temui hampa yang tak terang, disitulah mereka!
(Harus ada makna, Rantauprapat, 3 juni 2017)





Sepatu berabu
dari sajak-sajak terpisah
---------------------------------------

Pemuda......
dengan handset di kuping
santak membaca buku
di kala bus berjalan
menuju tujuan masing-masing penumpangnya
lihat itu?
(kata seorang ibu kepada anak kecilnya yang asik dengan segudang pertanyaan yang harus ibunya jawab sampai tuntas dewasa kelak agar paham)
ia ibu, ada apa dengan abang itu!
celana panjang robek di lutut, rambut panjang tak teratur acak-acakan
jaket lie kusam hampir tak ada gairah hidup
tak punya masa depan kala memandangnya
ibu... ujar anaknya menghentikan
penilaian terhadap pemuda itu
ada apa anakku?
lihat sepatunya. berabu
ia anakku?
sepatu berabu ! apakah sepatu yang di kenakannya itu sangat jauh menjalani kehidupannya?
mungkin anak ku
mungkin juga tidak.......
bus berhenti, di simpang jalan.....
penumpang sebelah bangku Pemuda itu turun
di kernakan sudah sampai ketujuannya.
kembali bus berjalan
anak kecil pindah kebangku kosong
samping pemuda itu
ingin bertanya banyak hal dan mengujarkan perkataan tentang diskusi ibunya kepada pemuda itu.
sepatu berabu
dari sajak-sajak terpisah,
adik kecil? sapa pemuda itu
dengar ini kata pemuda itu "penilaian terhadap seseorang tidak hanya dilihat dari fisik luarnya saja, namun cara berpikirnya dari situasi di dalam hatiku"
dik kecil?
keadaan sekarang seperti inilah yang akan dirimu lihat di luar sana, kebanyakan orang....
waktu berlalu
pemuda itu pandang senyum ibu anak kecil itu.
senyuman cermin kepercayaan diri
(Medan, 2 juni 2017)


















menelaah buku-buku
----------------------------------

menelaah buku-buku
hidup di dalamnya
merupakan pengetahuan, kata dasarnya tahu, bukan malu bukan juga jadi benalu
menelaah buku-buku
jadi keistimewaan hati
jadi peka, telinga yang mendengar
kau yang membacakannya
meski berlembar-lembar halaman yang sudah engkau baca
sedikit banyaknya terpahami meresap jadi karakter.
menelaah buku-buku
seperti cahaya yang masuk menembus pikiran
melalui sinar mata
sumber dari rangkaian kata demi kata
juga.......
menelaah buku-buku
pada halaman awalan
kita semua di buat menunggu......
dibacakan!
( Rantauprapat, 2 juni 2017)








Puisi itu ramah
Saat ia hendak keluar dari diriku, menyentuh kata!
Kau kutip kata-kata sifat
kembali lagi menyusunnya dengan berpikir, harus ada makna!
Dari langit terpandang
ketika gelap hampa, tenang dan menyejukkan.
Kau dengar suara bunga
yang senantiasa membuat dirimu ingat.
tentang prosesnya tumbuh untuk keindahan
Bergetar jantungmu
semenjak bangun membangun kota…..
melumat habis pekarangan
tentang keindahannya bunga
sementara kau duduk di teras
Engkau temui hampa yang tak terang, disitulah mereka!
(Harus ada makna, Rantauprapat, 3 juni 2017)












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan ku

Anak anak yang berkreasi, kreatif, lalu smart dan bermanfaat lainnya.. ialah lahir dari rahim ibunya yang begitu luar biasa kuat dan hebat. ...